BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kewirausahaan yang Berorientasi Pada
Tindakan
Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada
tindakan adalah memiliki pemikiran yang lebih berorientasi pada tindakan
(action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau
berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya
berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah
menjadi kerugian semata.
Adapun terdapat beberapa karakter yang beriorentasi
pada tindakan yaitu :
1.Pikirannya lebih
berorientasi pada tindakan (action) atau berani bertindak daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir pikir atau
berwacana.
2. Berpikir dengan
cepat dan bertidak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi
permasalahan yang baik dan efektif. Karakter ini terkadang dikaitkan dengan
seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil
tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen
orang tersebut atas perkataannya.
Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu
tindakan yang dilandasi dengan akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan
yang sedang terjadi saat ini. Dalam melakukan tindakan ini, dibutuhkan
keberanian dari diri orang itu sendiri dan tindakan yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah untuk mendapatkan reaksi dari
orang yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari tindakan tersebut diperlukan
beberapa kebiasaan yang harus dilakukan yaitu :
1.
Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk
bertindak, bukan menunggu atau berwacana. Seseorang yang efektif adalah orang
yang proaktif. Bertindak proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah
kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif
selalu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil tindakan
sebelum kejadian.
2.
Bermula dari Ujung Pemikiran (Goal Oriented)
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya
mengejar pencapaian tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar
tujuan tercapai dengan baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan
tepat. Kesulitan manusia menafsirkan dunia ini tidak lepas dari fitrah kita
yang memiliki pancaindra yang terbatas. Memiliki kesempurnaan pancaindra saja
belum cukup untuk menangkap realita kehidupan dan menjadi wirausaha yang
tangguh dan mampu berorientasi pada tindakan (action oriented). Apalagi bila
anda memiliki salah satu indra yang kurang yang satu indra yang kurang
sempurna. Itu saja sudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.
3.
Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang
urgent (mendesak) dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal
dikategorikan prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian
besar harus diutamakan.
4.
Berpikir dan bertindak win/win
Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya
untuk memenangkan kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, anda akan berhadapan
dengan persaingan dan anda memerlukan kerja sama dari para pendukung anda. Mereka adalah keluarga anda, karyawan, manajer, investor,
bank, konsiltan, para pemasok dan penyalur produk-roduk/jasa-jasa anda, para
pembeli franchise anda, dan tentu saja konsumen, nasabah, klien, atau
pelanggan-pelanggan anda.
Terdapat beberapa alternative solusi dalam berhubungan
dengan rekan rekan bisnis itu, yaitu win win, win-lose, lose-win dan lose lose
solution.Manusia efektif akan selalu bersikap win win. Mereka berusaha agar
semua pihak mencapai kondisi akhirnya yang baik.
5.
Cari tahu dulu untuk memahami, baru Dipahami
Agar dapat mengembangkan hubungan yang win win
seseorang harus dapat mengetahui apa yang di inginkan oleh pihak lain (rekan
usaha) dan apa makna “menang” bagi mereka. Dalam Hal ini, kita harus dapat
memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain sebelum
menguarakan tujuan pribadi kita.
6.
Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi,
yaitu suatu total yang lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya.
Misalnya, ada 2 pihak A dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri,
masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10.
Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
7.
Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan
oleh seseorang untuk melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya
yang dapat dilakukan adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan
spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan
membaca buku-buku self hep yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang
memotivasi.
8.
Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang
dimiliki, yang tersebar pada empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh,
hati, dan jiwa. Jika pikiran terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat
dirumuskan, maka hal tersebut dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan
potensi terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga
dalam kaitannya membantu orang lain menemukan keunikan pribadinya.
B.
Karakteristik Kegagalan seorang wirausahawan dan Role Model dalam
Berwirausaha
Banyak orang memiliki mimpi untuk membangun usahanya
sendiri dan menjadi pengusaha sukses. Namun dalam perjalanannya ada yang
berhasil, tak sedikit juga yang menemui kegagalan.Kegagalan tersebut bisa jadi
berasal dari diri Anda sendiri. Tidak peduli seberapa besar semangat Anda untuk
membangun usaha, beberapa kebiasaan buruk yang Anda lakukan dapat membuat
bisnis yang Anda bangkrut di tengah jalan.
1.
Karakteristik kegagalan seorang wirausahawan
a. Mencari alasan
Banyak orang gagal karena sering kali membuat alasan.
Sementara, alasan yang paling umum orang gunakan ketika tak mampu mencapai
tujuan ialah kehabisan waktu.
b. Suka menyalahkan orang lain
Setiap profesi apapun itu baik pengusaha, karyawan,
dan pejabat ketika mereka gagal melakukan suatu usaha dan menyalahkan
pihak lain, maka bisa dipastikan dia akan menjadi orang yang tak akan pernah
berhasil.
c. Tidak jujur
c. Tidak jujur
Kecurangan merupakan bagian dari ketidakjujuran.
Memuji seseorang untuk menyembunyikan kritik terhadap orang itu sama saja
memperburuk keadaan.
d.
Malas
Orang yang gagal adalah orang yang pemalas. Sering
datang terlambat, tidak suka membaca, dan tidak suka bekerja keras itu sifat
yang bisa membawa Anda ke jurang kegagalan.
e.
Terlalu percaya diri
Percaya diri merupakan sifat yang diperlukan. Namun
tentunya percaya diri memiliki batas tertentu. Hati-hati kegagalan seorang
pebisnis seringkali diakibatkan oleh sifat ini.
f.
Ragu dalam mengambil keputusan
Untuk mengambil keputusan diperlukan informasi
sebanyak mungkin, namun jika terlalu lama dan mengambil banyak waktu dapat
menghambat pekerjaan lainnya.
g.
Tak punya tujuan jelas
Maju tidaknya sebuah perusahaan tergantung dari
pemiliknya. Untuk itu pengusaha mesti memiliki visi yang nyata untuk memajukan
sebuah perusahaan.
h.
Sulit kerjasama
Pengusaha yang egois merasa mampu mengatur setiap
aspek bisnis mereka. Padahal sebuah bisnis bakal leboh sukses jika memiliki tim
kerja yang solid.
i. Tidak terorganisir
Pengusaha yang sukses akan mengatur kehidupan mereka
yang sibuk. Mereka ciptakan sistem kerja yang baik untuk mereka sendiri.
2.
Role model dalam berwirausaha
a.
Contoh role model di indonesia
Ahmad Anggoro, kini berusia sekitar 23 tahun.
Pemuda yang lahir pada tanggal 9 september 1991 silam, ternyata mampu meraih
kesuksesan lebih cepat di bandingkan kebanyakan orang lain. Di usianya yang
masih terbilang muda, pria kelahiran Kediri ini mampu menjadi pengusaha sukses
dengan omzet ratusan juta rupiah perbulan dari peluang usaha clothing yang
telah ia jalani sejak tahun 2010. Lalu seperti apa kisah pemuda sukses ini?
Ahmad anggoro hanyalah seorang lulusan SMK
swasta yang merupakan anak sulung dari sepasang suami istri yang tidak kaya.
Berasal dari keluarga yang biasa - biasa saja membuat pemuda ini nekad merantau
ke Jakarta. Dengan hanya bermodalkan ijazah SMK dan uang seadanya, ia kemudian
mencoba peruntungannya di kota metropolitan di Jakarta. Sesampainya di Jakarta,
beliau kemudian tinggal di sebuah kontrakan kecil di Jakarta Timur.
Harapan untuk sukses di kota Jakarta memang
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum ia sukses, ia pernah bekerja
sebagai buruh pabrik kayu. 2 Bulan bekerja di pabrik tersebut, beliau kemudian
menjadi penjaga warnet dengan hasil bulanan sekitar Rp. 700.000,- / bulan.
Dengan gaji sekecil itu tentu sangat kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya di Jakarta. Ia berpikir keras, peluang usaha apakah yang sekiranya
dapat ia jadikan usaha sampingan agar ia bisa sukses.
Satu fakta yang ia sadari adalah Ahmad
memiliki kemampuan menggambar. Ia menyadari bahwa potensi yang di milikinya
adalah dalam hal grafis atau menggambar. Dari sini timbul ide untuk menjalankan
usaha clothing. Setelah melakukan survey pasar, Ahmad menyimpulkan bahwa usaha
clothing atau pembuatan pakaian. Ia menyimpulkan bahwa usaha pembuatan pakaian
masih memiliki potensi yang sangat besar untuk di jalankan karena banyaknya
peminat terlebih para anak muda yang gemar mengoleksi kaus atau pakaian. Dari
sinilah kemudian cerita suksesnya bermula.
Dengan modal 2 juta yang ia dapatkan dari
hasil menabung gaji di warnetnya selama satu tahun. Ia kemudian terjun ke dunia
bisnis bagian clothing. Karena ia tidak memiliki pengalaman di bidang sablon
dan sebagainya, beliau berinisiatif untuk belajar secara otodidak. Dan kemudian
dia berhasil memproduksi kaos dengan labelnya sendiri. Ia membeli kaos dalam
jumlah besar kemudian ia membuat desain untuk kaosnya lalu mencari tukang
sablon yang dapat mencetak gambar - gambar yang telah ia desain di kaosnya.
Kaos hasil kreasinya kemudian ia pasarkan
kepada teman - temannya melalui lewat jejaring sosial atau selebaran. Setelah
beberapa menjalankan bisnis ini, ia tak luput dari halangan dan rintangan.
Tepatnya pada tahun 2010, di tahun pertamanya menjalankan bisnis kaos, ia
rupanya mengalami kerugian besar karena uangnya di curi oleh salah satu
sahabatnya sendiri, terlebih produk yang di hasilkan kurang laku di pasaran
lantaran masih kalah dengan produk yang sudah lebih dahulu terkenal.
Kegagalan bukan berarti berakhir. Ahmad
Anggoro tahu itu, ia tetap saja berusaha dan tak kenal menyerah. Berbekal dari
pengalaman, ia kemudian berinovasi untuk membuat kaos dengan desain lebih
modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman saat ini.
Titik terang usahanya mulai kelihatan pada
tahun 2011,Produk kaos yang ia hasilkan mulai di kenal orang dan
permintaan juga mulai membanjir. Dengan beragama desain dan tampilan yang
moedern, kaosnya mulai laku di pasaran dan menghasilkan keuntungan yang lumayan
besar. Dengan biaya pembuatan sebesar Rp. 30.000 - Rp. 40.000, ia menjual
kasonya seharga Rp. 100.000,- dengan kata lain untuk tiap item ia dapat
menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 60 ribu hingga Rp. 70 ribu / item.
Sementara penjualan kaos perbulannya dapat mencapai 60 - 70 item.
Seiring dengan kemajuan usahanya, ia mencoba
berinovasi dengan menjual produk selain kaos seperti Tas, Dompet, celana dll.
Kini, di usianya yang masih sangat muda, Ia telah mendapatkan omzet usaha
sekitar Rp. 100.000.000,- perbulan. Tak hanya itu, secara tidak langsung pemuda
asal Kediri ini telah membka lapangan kerja baru bagi 50 pekerja yang bekerja
di tempat usahanya. Kini ia telah memiliki berbagai hal yang di inginkan oleh
pemuda kebanyakan termasuk saya pribadi, mobil, istri, rumah pribadi dan
tentunya memberangkatkan orangtuanya untuk melaksanakan ibadah haji.
b. Contoh role model di luar negeri
C.
Faktor Penyebabab Kegagalan dalam Usaha dan Resiko yang di Hadapinya
Seseorang
ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu berhasil dalam mengembangkan usahanya atau
gagal sama sekali dalam usahanya.
1.
Penyebab wirausaha gagal dalam berwirausaha
a.
Kurangnya kehandalan SDM dan tidak
kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan
strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa
adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten
di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi
dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan
orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan
mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.
b.
Kurangnya pemahaman bidang usaha yang
diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan
digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan
memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha.
Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel
sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha
yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan
manajerial dan strategi yang dibuat.
c.
Kurangnya kehandalan pengelolaan
administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi
dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan
adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi
usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi.
Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan,
jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik.
Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat
pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi
keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala
yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat
dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
d.
Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam
menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan
pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan.
Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha
yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan
atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
e.
Tempat usaha dan lokasi yang kurang
memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang
digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya
dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha
seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial,
pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
f.
Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan,
pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam
pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki
sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan
membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
g.
Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis
berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat
membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan
mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi
pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan
dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.
h.
Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat
membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi
sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga
organsiasi.
i.
Keuntungan yang tidak mencukupi.
Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika
seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di
luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang
diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti.
Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap
yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang
sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah
cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal.
j.
Tidak adanya produk yang baru. Produk
yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama
karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk
mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk
baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini
terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan
produk baru dan mearik perhatian pasar.
2.
Resiko yang dihadapi oleh seorang
wirausahawan
Telah
banyak tokoh-tokoh terkemuka yang membahas mengenai resiko usaha, tidak jarang
pula yang telah menyebutkan mengenai apa saja jenis-jenis resiko usaha
tersebut. Berikut akan dibahas satu per satu mengenai jenis-jenis resiko usaha.
Jenis-jenis resiko usaha tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a.
Resiko Produksi
Ketika Anda memiliki jenis usaha tertentu,
misalnya saja di bidang industri clothing atau fashion yang memproduksi baju,
untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi permintaan pasar,
maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk menghasilkan
produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan
menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti.
Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum
dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah ketika telah sampai di tangan konsumen
dan kebetulan barang atau produk tersebut ada yang cacat, maka akan merugikan
perusahaan. Karena satu complain dari pelanggan dapat berakibat fatal
bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon
pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan resiko usaha. Selain faktor non-human
dalam proses produksi, faktor SDM nya juga berpengaruh. Misal untuk
tanggung jawab, etos kerja, ketelitian, ketekunan, dan lain sebagainya.
b.
Resiko Pemasaran
Resiko pemasaran berkaitan erat dengan
proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu Anda kuasai adalah bagaimana
teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang Anda hasilkan dapat
diterima dengan baik oleh pembeli. Masalah yang sering dihadapi adalah kita
sering kesulitan untuk mengusai teknik marketing yang baik. Cara yang dapat
dilakukan antara lain adalah lebuh sering mengikuti smeinar atau workshop
mengenai teknik-teknik marketing, sering membaca buku, serta belajar langsung
dari mentor atau seseorang yang telah sukses. Intinya adalah Anda harus lebih
memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
c.
Resiko
Sumber Daya Manusia
Seringkali ketika memiliki bisnis yang
telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan bantuan untuk menjalankan usaha
tersebut. Hal yang selalu dilakukan adalah merekrut karyawan atau pegawai.
Namun seringkali masalah yang kerap terjadi adalah masalah dengan sumber daya
manusia itu sendiri. Misalnya sifat pekerja yang kurang baik sehingga
menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Yaitu misalnya sifat dan sikap
seperti malas bekerja, kurang bertanggung jawab, tidak jujur, dan lain
sebagainya. Pada intinya hal-hal tersebut akan merugikan perusahaan. Hal yang
dapat dilakukan adalah lebih cermatd an teliti dalam menerima karyawan. Anda
dapat menerapkan misalnya beberapa test seperti test psikologi, wawancara, dan
persyaratan lain yang dilakukan terlebih dahulu sebelum menerima karyawan
tersebut untuk bekerja di perusahaan Anda.
d.
Resiko Finansial
Memiliki usaha dan bisnis berarti
siap dengan resiko ketidakpastian income atau pendapatan usaha. Tidak selamanya
perusahaan akan memiliki keuntungan dalam jumlah besar. Perlu diketahui bahwa
resiko kerugian juga amatlah besar. Yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan
diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. Kemudian Anda harus
menyiapkan langkah penyelesaiannya agar Anda tidak terus mengalami kerugian
yang signifikan dan yang akan berakibat buruk bagi perusahaan.
e.
Resiko Lingkungan
Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul
bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki jenis usaha perusahaan yang bergerak di
bidang makanan, maka Anda harus memikirkan limbah pabrik yang dihasilkan dari
perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar lebih ramah lingkungan dan tidak
merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain adalah usaha bengkel mobil atau
motor. Kerugian yang sering dialami misalnya adalah tentang polusi suara yang
dihasilkan. Anda harus dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan, misalnya
dengan dengan mengusahakan membangun usaha bengkel tersebut tidak dekat
pemukiman padat penduduk, dan alternatif upaya pencegahan lainnya.
f.
Resiko Teknologi
Resiko yang sering muncul lainnya adalah
mengenai resiko teknologi yang sering digunakan. Usaha yang dijalankan biasanya
selain dibantu dengan tenaga karyawan, namun juga menggunakan bantuan mesin
atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu pemakaian alat yang
harus selalu dipantau. Jika pemakaian alat terlalu lama dan tidak dilakukan service
secara berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat
dipergunakan. Hal ini merupakan kerugian bagi perusahaan Anda, maka dari itu
perawatan alat, mesin dan teknologi benar-benar harus diperhatikan.
g.
Resiko Permintaan Pasar
Kesuksesan tidak lantas membuat usaha Anda
memiliki jaminan akan berhasil dalam jangka waktu yang lama. Anda harus
memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun kedepan. Mungkin pada saat ini
permintaan pasar pada prosuk yang Anda hasilkan cukup besar, namun apakah ada
jaminan bahwa 5 atau 10 tahun ke depan pasar masih menginginkan produk Anda?
Maka dari itu Anda harus selalu memikirkan inovasi-inovasi produk yang dapat
dilakukan dan melihat peluang apa yang harus Anda pertimbangkan untuk jenis
usaha berikutnya.
h.
Resiko Perbaikan
Jika Anda ingin melakukan perubahan atau perbaikan
bagi bisnis Anda, maka sebaiknya lebih berhati-hati. Anda harus
melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar, inovasi prosuk apakah
yang akan dilakukan, dan lain sebagainya. Karena bukan tidak mungkin perbaikan yang
ingin Anda lakukan bisa berakibat buruk dan negatif bagi perusahaan Anda.
Dengan kata lain perbaikan tersebut tidak atau kurang sesuai dengan harapan
Anda. Maka dari itu, Anda harus memastikan terlebih dahulu jenis dan prospek ke
depan atas perbaikan yang ingin Anda lakukan, naik terkait sumber daya alam,
teknologi, market pasar, dan lain sebagainya.
i.
Resiko Kerjasama
Memiliki partner dalam berbisnis tidak
selalu bermanfaat baik bagi usaha Anda. Anda harus memilih partner bisnis Anda
secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan tidak langsung mempercayai orang
yang Anda kenal kemudian Anda jadikan mitra bisnis Anda. Anda harus mengenal
terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih baik. Hal ini diperlukan agar
dikemudian hari Anda terhindar dari resiko penipuan, dan partner yang kurang
baik sehingga berdampak merugikan perusahaan Anda.
j.
Resiko Peraturan Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, sudah
seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang berlaku. Terkait dengan usaha
yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan usaha kita tersebut aman.
Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang mana peraturan tersebut
harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis. Pastikan jenis usaha yang
Anda jalankan tidak melanggar peraturan pemerintah sehingga Anda akan
mendapatkan jaminan usaha yang baik.
k.
Resiko
Pengembangan Asset
Ketika telah mencapai kesuksesan awal,
pastilah terdapat keinginan untuk scale up. Namun Anda harus
berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan Anda dan
perusahaan Anda lakukan. Terutama Anda harus berhati-hati jika ingin
mengembangkan asset Anda. Usahakan untuk melihat, memperkirakan, serta
menghitung kembali resiko apa saja yang kemungkinan akan muncul. Sehingga jika
Anda telah mengetahui hal tersebut dari awal, Anda dapat menyipakan langkah
yang tepat untuk mengatasinya.
D. Sikap dan Tindakan yang di Miliki Pribadi yang Berorientasi Pada
Tindakan
Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam
berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya
tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam
menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang
diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal
ini tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang
kita ambil.
Sikap dan
tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan hal yang
penting. Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan berpikir dan bertindak
cepat terhadap suatu keadaan yang dianggap menghasilkan solusi terbaik dan
efektif dalam suatu permasalahan. Menurut
Stephen Covey, pribadi seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh
karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang adalah
kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif. Berikut
ini merupakan sikap dan tindakan pribadi yang berorientasi pada tindakan dalam
melakukan suatu tindakan:
1. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk
bertindak , bukan menunggu atau berwacan . seorang yang efektif adalah orang yang proaktif . bertindak proaktif
merupakan pengambilan tidakan sebelum
sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul
dengan katalain orang yang proaktif
selalu mengantisifasi hal-hal
yang akan terjadi dan cepat mengambi tindakan sebelumkejadian.
2. Bermula dari ujung pemikiran atau tujuan
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak
hanya mengejar pencapaian tujuan akan tetapi juaga memburu tujuan yang benar .
agar tujuan tercapai dengan baik maka perlu penyusunan rencana yang jelas dan tepat
3. Mendahulukan hal yang utama
Intinya dalah
seorang terus fokus tehadap hal
yang urgent ( mendesak ) dengan membuat proritas dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan
proritas , hal ini yang paling penting
atau membutuhkan perhatian besar
harus di utamakan
4. Berfikar dan bertindak menang- menang
Berfikir menang menang menang al ini individu
berusaha memenagkan kehidupan dan
membantu masing- masing individu mencari solusi
akhir yang sama menguntungkan atau baik
5. Memahami untuk dipahami
Individu harus dapat memehami dam memiliki keterbukaan terhadap apa yang diutarakan terhadap oran
lain . dengan demikian akn terjadi komonikasi
antar kedua belah fihak dengan baik, dan tujuan yang ingin dicapai antara kedua belah fihak dapat berjalan dengan
efektif
6. Sinergi
Dalam berwirausah , seseorang harus mencari
sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari pada penjumlahan elemen-elemen
tunggal nya . miasalnya Adan B dan
masing masing berkerja sendiri- sendiri
, masing mereka akan menghasilkan 5 buah dan kalau dijumlahkan A+B
= 10 dengan sinergi antar A dan B maka
5+5=10 inilah yang disebut sinergi.
7. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan
dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk melatih ketahanan,
fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberi
makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang seimbang,
melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku self hep yang
membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
8. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan
keunikan berati mengenal potensi yang di miliki yang terbesar pada empat
element utama yaitu pikairan (mind) ,
tubuh, hati, dan jiwa jika pemikiran
terus dikembangkan dan visi yang
hebat dapat dirumuskan maka hal tersebut dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar, hal ini berlaku jika kaitan
membantu orang lain menemukan keunikan pribadi.
Ijin copas buat tugas terimakasih
BalasHapus