Cool Purple Outer Glow Pointer

Jumat, 19 Mei 2017

wirausaha berorientasi pada tindakan

BAB II
PEMBAHASAN



A.      Kewirausahaan yang Berorientasi Pada  Tindakan
Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian semata.
Adapun terdapat beberapa  karakter yang beriorentasi pada tindakan yaitu :
1.Pikirannya lebih berorientasi pada tindakan (action) atau berani bertindak daripada sekedar    bermimpi, berkata-kata, berpikir pikir atau berwacana.
2. Berpikir dengan cepat dan bertidak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Karakter ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi dengan akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat ini. Dalam melakukan tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu sendiri dan tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah untuk mendapatkan reaksi dari orang yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari tindakan tersebut diperlukan beberapa kebiasaan yang harus dilakukan yaitu :
1.    Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau berwacana. Seseorang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif selalu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil tindakan sebelum kejadian.
2.    Bermula dari Ujung Pemikiran (Goal Oriented)
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat. Kesulitan manusia menafsirkan dunia ini tidak lepas dari fitrah kita yang memiliki pancaindra yang terbatas. Memiliki kesempurnaan pancaindra saja belum cukup untuk menangkap realita kehidupan dan menjadi wirausaha yang tangguh dan mampu berorientasi pada tindakan (action oriented). Apalagi bila anda memiliki salah satu indra yang kurang yang satu indra yang kurang sempurna. Itu saja sudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.
3.    Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak) dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus diutamakan.
4.     Berpikir dan bertindak win/win
Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya untuk memenangkan kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, anda akan berhadapan dengan persaingan dan anda memerlukan kerja sama dari para pendukung anda. Mereka adalah keluarga anda, karyawan, manajer, investor, bank, konsiltan, para pemasok dan penyalur produk-roduk/jasa-jasa anda, para pembeli franchise anda, dan tentu saja konsumen, nasabah, klien, atau pelanggan-pelanggan anda.
Terdapat beberapa alternative solusi dalam berhubungan dengan rekan rekan bisnis itu, yaitu win win, win-lose, lose-win dan lose lose solution.Manusia efektif akan selalu bersikap win win. Mereka berusaha agar semua pihak mencapai kondisi akhirnya yang baik.
5.    Cari tahu dulu untuk memahami, baru Dipahami
Agar dapat mengembangkan hubungan yang win win seseorang harus dapat mengetahui apa yang di inginkan oleh pihak lain (rekan usaha) dan apa makna “menang” bagi mereka. Dalam Hal ini, kita harus dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain sebelum menguarakan tujuan pribadi kita.
6.    Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
7.    Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku self hep yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
8.     Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang lain menemukan keunikan pribadinya.

B.       Karakteristik Kegagalan seorang wirausahawan dan Role Model dalam Berwirausaha
Banyak orang memiliki mimpi untuk membangun usahanya sendiri dan menjadi pengusaha sukses. Namun dalam perjalanannya ada yang berhasil, tak sedikit juga yang menemui kegagalan.Kegagalan tersebut bisa jadi berasal dari diri Anda sendiri. Tidak peduli seberapa besar semangat Anda untuk membangun usaha, beberapa kebiasaan buruk  yang Anda lakukan dapat membuat bisnis yang Anda bangkrut di tengah jalan.

1.        Karakteristik kegagalan  seorang wirausahawan
a.    Mencari alasan
Banyak orang gagal karena sering kali membuat alasan. Sementara, alasan yang paling umum orang gunakan ketika tak mampu mencapai tujuan ialah kehabisan waktu.
b.    Suka menyalahkan orang lain
Setiap profesi apapun itu baik pengusaha, karyawan, dan  pejabat ketika mereka gagal melakukan suatu usaha dan menyalahkan pihak lain, maka bisa dipastikan dia akan menjadi orang yang tak akan pernah berhasil.
          c. Tidak jujur
Kecurangan merupakan bagian dari ketidakjujuran. Memuji seseorang untuk menyembunyikan kritik terhadap orang itu sama saja memperburuk keadaan.
d.                       Malas
Orang yang gagal adalah orang yang pemalas. Sering datang terlambat, tidak suka membaca, dan tidak suka bekerja keras itu sifat yang bisa membawa Anda ke jurang kegagalan.
e.                        Terlalu percaya diri
Percaya diri merupakan sifat yang diperlukan. Namun tentunya percaya diri memiliki batas tertentu. Hati-hati kegagalan seorang pebisnis seringkali diakibatkan oleh sifat ini.
f.                         Ragu dalam mengambil keputusan
Untuk mengambil keputusan diperlukan informasi sebanyak mungkin, namun jika terlalu lama dan mengambil banyak waktu dapat menghambat pekerjaan lainnya.
g.                       Tak punya tujuan jelas
Maju tidaknya sebuah perusahaan tergantung dari pemiliknya. Untuk itu pengusaha mesti memiliki visi yang nyata untuk memajukan sebuah perusahaan.
h.                       Sulit kerjasama
Pengusaha yang egois merasa mampu mengatur setiap aspek bisnis mereka. Padahal sebuah bisnis bakal leboh sukses jika memiliki tim kerja yang solid.

i.  Tidak terorganisir
Pengusaha yang sukses akan mengatur kehidupan mereka yang sibuk. Mereka ciptakan sistem kerja yang baik untuk mereka sendiri.

2.        Role model dalam berwirausahaTeks asli
a.       Contoh role model di indonesia
Ahmad Anggoro, kini berusia sekitar 23 tahun. Pemuda yang lahir pada tanggal 9 september 1991 silam, ternyata mampu meraih kesuksesan lebih cepat di bandingkan kebanyakan orang lain. Di usianya yang masih terbilang muda, pria kelahiran Kediri ini mampu menjadi pengusaha sukses dengan omzet ratusan juta rupiah perbulan dari peluang usaha clothing yang telah ia jalani sejak tahun 2010. Lalu seperti apa kisah pemuda sukses ini?
Ahmad anggoro hanyalah seorang lulusan SMK swasta yang merupakan anak sulung dari sepasang suami istri yang tidak kaya. Berasal dari keluarga yang biasa - biasa saja membuat pemuda ini nekad merantau ke Jakarta. Dengan hanya bermodalkan ijazah SMK dan uang seadanya, ia kemudian mencoba peruntungannya di kota metropolitan di Jakarta. Sesampainya di Jakarta, beliau kemudian tinggal di sebuah kontrakan kecil di Jakarta Timur.
Harapan untuk sukses di kota Jakarta memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum ia sukses, ia pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu. 2 Bulan bekerja di pabrik tersebut, beliau kemudian menjadi penjaga warnet dengan hasil bulanan sekitar Rp. 700.000,- / bulan. Dengan gaji sekecil itu tentu sangat kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya di Jakarta. Ia berpikir keras, peluang usaha apakah yang sekiranya dapat ia jadikan usaha sampingan agar ia bisa sukses.
Satu fakta yang ia sadari adalah Ahmad memiliki kemampuan menggambar. Ia menyadari bahwa potensi yang di milikinya adalah dalam hal grafis atau menggambar. Dari sini timbul ide untuk menjalankan usaha clothing. Setelah melakukan survey pasar, Ahmad menyimpulkan bahwa usaha clothing atau pembuatan pakaian. Ia menyimpulkan bahwa usaha pembuatan pakaian masih memiliki potensi yang sangat besar untuk di jalankan karena banyaknya peminat terlebih para anak muda yang gemar mengoleksi kaus atau pakaian. Dari sinilah kemudian cerita suksesnya bermula.
Dengan modal 2 juta yang ia dapatkan dari hasil menabung gaji di warnetnya selama satu tahun. Ia kemudian terjun ke dunia bisnis bagian clothing. Karena ia tidak memiliki pengalaman di bidang sablon dan sebagainya, beliau berinisiatif untuk belajar secara otodidak. Dan kemudian dia berhasil memproduksi kaos dengan labelnya sendiri. Ia membeli kaos dalam jumlah besar kemudian ia membuat desain untuk kaosnya lalu mencari tukang sablon yang dapat mencetak gambar - gambar yang telah ia desain di kaosnya.
Kaos hasil kreasinya kemudian ia pasarkan kepada teman - temannya melalui lewat jejaring sosial atau selebaran. Setelah beberapa menjalankan bisnis ini, ia tak luput dari halangan dan rintangan. Tepatnya pada tahun 2010, di tahun pertamanya menjalankan bisnis kaos, ia rupanya mengalami kerugian besar karena uangnya di curi oleh salah satu sahabatnya sendiri, terlebih produk yang di hasilkan kurang laku di pasaran lantaran masih kalah dengan produk yang sudah lebih dahulu terkenal. 
Kegagalan bukan berarti berakhir. Ahmad Anggoro tahu itu, ia tetap saja berusaha dan tak kenal menyerah. Berbekal dari pengalaman, ia kemudian berinovasi untuk membuat kaos dengan desain lebih modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman saat ini.
Titik terang usahanya mulai kelihatan pada tahun  2011,Produk kaos yang ia hasilkan mulai di kenal orang dan permintaan juga mulai membanjir. Dengan beragama desain dan tampilan yang moedern, kaosnya mulai laku di pasaran dan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Dengan biaya pembuatan sebesar Rp. 30.000 - Rp. 40.000, ia menjual kasonya seharga Rp. 100.000,- dengan kata lain untuk tiap item ia dapat menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 60 ribu hingga Rp. 70 ribu / item. Sementara penjualan kaos perbulannya dapat mencapai 60 - 70 item.
Seiring dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk selain kaos seperti Tas, Dompet, celana dll. Kini, di usianya yang masih sangat muda, Ia telah mendapatkan omzet usaha sekitar Rp. 100.000.000,- perbulan. Tak hanya itu, secara tidak langsung pemuda asal Kediri ini telah membka lapangan kerja baru bagi 50 pekerja yang bekerja di tempat usahanya. Kini ia telah memiliki berbagai hal yang di inginkan oleh pemuda kebanyakan termasuk saya pribadi, mobil, istri, rumah pribadi dan tentunya memberangkatkan orangtuanya untuk melaksanakan ibadah haji.

b.      Contoh role model di luar negeri
Sumbangkan terjemahan yang lebih baik

C.      Faktor Penyebabab Kegagalan dalam Usaha dan Resiko yang di Hadapinya
Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu  berhasil dalam mengembangkan usahanya atau gagal sama sekali dalam usahanya.
1.        Penyebab wirausaha gagal dalam berwirausaha
a.    Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.
b.         Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.

c.         Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
d.        Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
e.         Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
f.          Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
g.         Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.
h.         Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga organsiasi.
i.           Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal.
j.           Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.
2.        Resiko yang dihadapi oleh seorang wirausahawan
Telah banyak tokoh-tokoh terkemuka yang membahas mengenai resiko usaha, tidak jarang pula yang telah menyebutkan mengenai apa saja jenis-jenis resiko usaha tersebut. Berikut akan dibahas satu per satu mengenai jenis-jenis resiko usaha.


Jenis-jenis resiko usaha tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a.     Resiko Produksi
Ketika Anda memiliki jenis usaha tertentu, misalnya saja di bidang industri clothing atau fashion yang memproduksi baju, untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah ketika telah sampai di tangan konsumen dan kebetulan barang atau produk tersebut ada yang cacat, maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complain dari pelanggan dapat berakibat fatal bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan resiko usaha. Selain faktor non-human dalam proses produksi, faktor SDM nya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja, ketelitian, ketekunan, dan lain sebagainya.
b.    Resiko Pemasaran
Resiko pemasaran berkaitan erat dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu Anda kuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang Anda hasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. Masalah yang sering dihadapi adalah kita sering kesulitan untuk mengusai teknik marketing yang baik. Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah lebuh sering mengikuti smeinar atau workshop mengenai teknik-teknik marketing, sering membaca buku, serta belajar langsung dari mentor atau seseorang yang telah sukses. Intinya adalah Anda harus lebih memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
c.      Resiko Sumber Daya Manusia
Seringkali ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan bantuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan adalah merekrut karyawan atau pegawai. Namun seringkali masalah yang kerap terjadi adalah masalah dengan sumber daya manusia itu sendiri. Misalnya sifat pekerja yang kurang baik sehingga menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Yaitu misalnya sifat dan sikap seperti malas bekerja, kurang bertanggung jawab, tidak jujur, dan lain sebagainya. Pada intinya hal-hal tersebut akan merugikan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan adalah lebih cermatd an teliti dalam menerima karyawan. Anda dapat menerapkan misalnya beberapa test seperti test psikologi, wawancara, dan persyaratan lain yang dilakukan terlebih dahulu sebelum menerima karyawan tersebut untuk bekerja di perusahaan Anda.
d.    Resiko Finansial
Memiliki usaha dan  bisnis berarti siap dengan resiko ketidakpastian income atau pendapatan usaha. Tidak selamanya perusahaan akan memiliki keuntungan dalam jumlah besar. Perlu diketahui bahwa resiko kerugian juga amatlah besar. Yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. Kemudian Anda harus menyiapkan langkah penyelesaiannya agar Anda tidak terus mengalami kerugian yang signifikan dan yang akan berakibat buruk bagi perusahaan.
e.     Resiko Lingkungan
Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki jenis usaha perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka Anda harus memikirkan limbah pabrik yang dihasilkan dari perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar lebih ramah lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain adalah usaha bengkel mobil atau motor. Kerugian yang sering dialami misalnya adalah tentang polusi suara yang dihasilkan. Anda harus dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan, misalnya dengan dengan mengusahakan membangun usaha bengkel tersebut tidak dekat pemukiman padat penduduk, dan alternatif upaya pencegahan lainnya.
f.     Resiko Teknologi
Resiko yang sering muncul lainnya adalah mengenai resiko teknologi yang sering digunakan. Usaha yang dijalankan biasanya selain dibantu dengan tenaga karyawan, namun juga menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu pemakaian alat yang harus selalu dipantau. Jika pemakaian alat terlalu lama dan tidak dilakukan service secara berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat dipergunakan. Hal ini merupakan kerugian bagi perusahaan Anda, maka dari itu perawatan alat, mesin dan teknologi benar-benar harus diperhatikan.
g.    Resiko Permintaan Pasar
Kesuksesan tidak lantas membuat usaha Anda memiliki jaminan akan berhasil dalam jangka waktu yang lama. Anda harus memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun kedepan. Mungkin pada saat ini permintaan pasar pada prosuk yang Anda hasilkan cukup besar, namun apakah ada jaminan bahwa 5 atau 10 tahun ke depan pasar masih menginginkan produk Anda? Maka dari itu Anda harus selalu memikirkan inovasi-inovasi produk yang dapat dilakukan dan melihat peluang apa yang harus Anda pertimbangkan untuk jenis usaha berikutnya.
h.    Resiko Perbaikan
Jika Anda ingin melakukan perubahan atau perbaikan bagi bisnis Anda, maka sebaiknya lebih berhati-hati. Anda harus melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar, inovasi prosuk apakah yang akan dilakukan, dan lain sebagainya. Karena bukan tidak mungkin perbaikan yang ingin Anda lakukan bisa berakibat buruk dan negatif bagi perusahaan Anda. Dengan kata lain perbaikan tersebut tidak atau kurang sesuai dengan harapan Anda. Maka dari itu, Anda harus memastikan terlebih dahulu jenis dan prospek ke depan atas perbaikan yang ingin Anda lakukan, naik terkait sumber daya alam, teknologi, market pasar, dan lain sebagainya.
i.      Resiko Kerjasama
Memiliki partner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaat baik bagi usaha Anda. Anda harus memilih partner bisnis Anda secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan tidak langsung mempercayai orang yang Anda kenal kemudian Anda jadikan mitra bisnis Anda. Anda harus mengenal terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih baik. Hal ini diperlukan agar dikemudian hari Anda terhindar dari resiko penipuan, dan partner yang kurang baik sehingga berdampak merugikan perusahaan Anda.

j.      Resiko Peraturan Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang berlaku. Terkait dengan usaha yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan usaha kita tersebut aman. Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang mana peraturan tersebut harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis. Pastikan jenis usaha yang Anda jalankan tidak melanggar peraturan pemerintah sehingga Anda akan mendapatkan jaminan usaha yang baik.
k.     Resiko Pengembangan Asset
Ketika telah mencapai kesuksesan awal, pastilah terdapat keinginan untuk scale up. Namun Anda harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan Anda dan perusahaan Anda lakukan. Terutama Anda harus berhati-hati jika ingin mengembangkan asset Anda. Usahakan untuk melihat, memperkirakan, serta menghitung kembali resiko apa saja yang kemungkinan akan muncul. Sehingga jika Anda telah mengetahui hal tersebut dari awal, Anda dapat menyipakan langkah yang tepat untuk mengatasinya.

D.  Sikap dan Tindakan yang di Miliki Pribadi yang Berorientasi Pada Tindakan
Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil.
Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan hal yang penting. Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan berpikir dan bertindak cepat terhadap suatu keadaan yang dianggap menghasilkan solusi terbaik dan efektif dalam suatu permasalahan. Menurut Stephen Covey, pribadi seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif. Berikut ini merupakan sikap dan tindakan pribadi yang berorientasi pada tindakan dalam melakukan suatu tindakan:
1.    Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak , bukan menunggu atau berwacan . seorang yang efektif adalah  orang yang proaktif . bertindak proaktif merupakan pengambilan  tidakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul  dengan katalain orang yang proaktif  selalu mengantisifasi hal-hal  yang akan terjadi dan cepat mengambi tindakan  sebelumkejadian.
2.    Bermula dari ujung pemikiran atau tujuan
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya  mengejar pencapaian tujuan  akan tetapi juaga memburu tujuan yang benar . agar tujuan tercapai dengan baik maka perlu penyusunan rencana  yang jelas dan tepat
3.    Mendahulukan hal yang utama
Intinya dalah  seorang terus fokus tehadap hal  yang urgent ( mendesak ) dengan membuat proritas  dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan proritas , hal ini yang paling penting  atau membutuhkan perhatian  besar harus di utamakan
4.    Berfikar dan bertindak menang- menang
Berfikir menang menang menang al ini individu berusaha  memenagkan kehidupan dan membantu masing- masing individu mencari solusi  akhir yang sama menguntungkan atau baik
5.    Memahami untuk dipahami
Individu harus dapat memehami  dam memiliki keterbukaan  terhadap apa yang diutarakan terhadap oran lain . dengan demikian akn terjadi komonikasi  antar kedua belah fihak dengan baik, dan tujuan yang ingin dicapai  antara kedua belah fihak dapat berjalan dengan efektif

6.    Sinergi
Dalam berwirausah , seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari pada penjumlahan elemen-elemen tunggal nya . miasalnya Adan B  dan masing masing berkerja sendiri- sendiri  , masing mereka akan menghasilkan 5 buah dan kalau dijumlahkan A+B = 10 dengan sinergi antar A dan B  maka 5+5=10  inilah yang disebut sinergi.
7.    Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku self hep yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
8.    Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berati mengenal potensi yang di miliki yang terbesar pada empat element utama  yaitu pikairan (mind) , tubuh, hati, dan jiwa  jika pemikiran terus dikembangkan  dan visi yang hebat  dapat dirumuskan  maka hal tersebut dapat memampukan  seseorang untuk mengembangkan potensi  terbesar, hal ini berlaku jika kaitan membantu orang lain menemukan keunikan pribadi.

1 komentar:

 
Blogger Templates